Selasa, 01 Januari 2013

TUGAS KULIAH-PRINSIP CARA KERJA LRC dan CRC

Selasa, 1 Januari 2013


Selamat Malam Pembaca Semuanya,
  
       Pada Kesempatan kali ini, Saya akan memposting tentang tugas kuliahku.
Tolong disimak ya, hehe...




Tugas Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
By  :

              Nama  :  Andreas Surya Pratama
 NIM   :  D22.2011.01152


1.LRC ( Logitudional Redundancy Check )
Dalam telekomunikasi, cek redundansi longitudinal (LRC) atau cek redundansi horizontal adalah bentuk cek redundansi yang diterapkan secara independen untuk masing-masing kelompok paralel stream bit. Data harus dibagi menjadi blok transmisi, untuk mana data cek tambahan ditambahkan.

Istilah ini biasanya berlaku untuk parity bit tunggal per bit stream, meskipun juga dapat digunakan untuk merujuk ke kode Hamming yang lebih besar. Sementara paritas membujur sederhana hanya dapat mendeteksi kesalahan, itu dapat dikombinasikan dengan error control coding tambahan, seperti cek redundansi melintang, untuk memperbaiki kesalahan.

Telecom standar ISO 1155 menyatakan bahwa redundansi longitudinal yang memeriksa urutan byte dapat dihitung dalam perangkat lunak dengan algoritma berikut:
       Set LRC = 0
       For each byte b in the buffer
       do
           Set LRC = (LRC + b) AND 0xFF
       end do
       Set LRC = (((LRC XOR 0xFF) + 1) AND 0xFF)
 yang dapat dinyatakan sebagai "nilai 8-bit two's-komplemen dari jumlah semua byte modulo 28."
8-bit LRC seperti ini setara dengan cek redundansi siklik menggunakan x8 +1 polinomial, tetapi kemerdekaan bit stream kurang jelas ketika melihat seperti itu.

Banyak protokol menggunakan seperti XOR berbasis redundansi byte cek longitudinal (sering disebut Blok Centang Karakter atau BCC), termasuk standar IEC 62056-21 untuk pembacaan meter listrik, kartu pintar seperti yang didefinisikan dalam ISO 7816, dan protokol ACCESS.bus.

Untuk melakukan perhitungan LRC, ditambahkan karakter tambahan (bukan satu bit) di bagian kiri dan bagian bawah blok :
  1. Block Check Character (BCC) pada tiap blok data. Tiap bit BCC merupakan pariti dari semua bit dari blok yang mempunyai nomor bit yang sama. Jadi bit 1 dari BCC merupakan pariti genap dari semua bit 1 karakter yang ada pada blok tersebut, dan seterusnya
  2. Ditentukan seperti parity, tetapi menghitung secara longitudinal pada pesan (dan juga secara vertikal)
  3. Kalkulasi berdasarkan pada bit ke-1, ke-2 dst (dari semua karakter) pada blok menggunakan operator XOR (paritas genap) atau ~XOR (paritas ganjil) :
    - Bit ke-1 dari BCC ß jumlah 1 pada bit ke-1 dari karakter
    - Bit ke-2 dari BCC ß jumlah 1 pada bit ke-2 dari karakter
    - 98% laju deteksi error untuk burst errors ( > 10 bit)
    - Mampu mengoreksi error sebuah bit
    - Mampu mengoreksi error sebuah drive yang rusak (dalam RAID)
    - Perbaikan signifikan dibandingkan parity checking

Contoh : Akan dilakukan pentransmisian string “DATA” dengan teknik LRC paritas ganjil. Data tersebut diubah menjadi sebuah blok yang terbagi menjadi empat baris. Masing-masing karakter direpresentasikan dengan biner kemudian dihitung paritasnya baik secara longitudinal maupun horizontal.

2. CRC (Cyclic Redundancy Check)


CRC atau polynomial code pada prinsipnya mengganggap deretan bit data sebagai representasi polynomial dengan koefisien 0 atau 1. Deretan bit data dibagi oleh suatu fungsi khusus (generator polynomial) dan sisanya disebut Block Check Sequence (BCS). Pengirim mengirimkan seluruh data + BCS. Seluruh data + BCS oleh penerima akan dibagi dengan bil.polynomial yang sama, bila ada sisa berarti ada perubahan bit.

• ITU-T merekomendasikan generator polynomial : x16+ x12 + x5 + 1

Untuk menjelaskan hal tersebut, kita dapat menggunakan dua cara yaitu:
  1. Modulo 2 Aritmatik
    Modulo 2 aritmatik menggunakan penambahan biner tanpa pembawa, yang hanya merupakan operasi EX-OR saja. Pengurangan biner tanpa pembawa juga diterjemahkan sebagai operasi EX-OR.
  2. Polynomials
    Cara kedua mengamati proses CRC adalah dengan menyatakan seluruh nilai sebagai polynomial dalam suatu model variabel X, dengan koefisien-koefisien biner. Koefisien berhubungan dengan bit-bit dalam angka biner. Jadi, untuk M = 110011, kita peroleh M(X) = X5 + X4 + X + 1, dan untuk P = 11001, kita peroleh p (X) = X4 + X3 + 1. Operasi aritmetik lagi-lagi berupa modulo 2.
Error E(X) hanya akan menjadi tak terdeteksi bila dibagi dengan P(X). Hal ini bisa ditunjukkan bahwa semua kesalahan berikut ini tidak dibagi dengan pilihan P(X) yang sesuai dan karenanya mampu dideteksi:
  1. Semua bit kesalahan tunggal
  2. Semua bit kesalahan ganda, selama P(X) memiliki sedikitnya tiga 1s
  3. Apapun angka kesalahan yang garijil, selama P(X) memuat faktor (X + 1)
  4. Apapun banyaknya kesalahan dimana panjangnya kurang dari panjang polynomial pembagi; yakni, kurang dari atau setara dengan panjang FCS.
  5. Kesalahan yang besar sekali
Selain itu, dapat pula ditunjukkan bahwa bila semua pola kesalahan dianggap sama, maka untuk kesalahan dari panjang r + 1, probabilitas dari kesalahan yang tak terdeteksi E (X) dibagi dengan p (X) l adalah 1/2r-1, dan untuk kesalahan yang lebih panjang, probabilitasnya adalah 1/2r-1, dimana r adalah panjang FCS.